Entri Populer
-
Elemen Desain 1. Bentuk Adalah wujud dan konfigurasi dasar dari sebuah objek atau ruang. seringkali merupakan cara awal untuk membedakan sa...
-
PERHITUNGAN PENCAHAYAAN ALAMI KULIAH #5 Terang Langit yang dipilih dan ditetapkan sebagai dasar perhitungan. U...
-
Suprematisme ( 1913-1920an) Latar Belakang Suprematisme Suprematisme merupakan sebuah aliran seni yang lahir pada tahun 1913 di Rusia...
-
BAB I Tekstil 1.1 Sejarah tekstil Tekstil yang terbuat dari serat di mulai sejak sekitar 4.000 tahun sebelum masehi. ...
-
PERKEMBANGAN PERADABAN INDIA Peradaban Pra-Hindu pertama berkembang di daerah barat laut India. Di sini, di Lembah Indus, sekitar tah...
-
II. 1 Pengenalan seni kain di Indonesia Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar didunia dengan lebih dari 17.500 pulau besar dan ke...
-
Peradaban Mesir kuno dimulai sekitar 3500 SM di tepi Sungai Nil . Sungai Nil dianggap sebagai simbol kehidupan. Mesir dibagi menjadi dua b...
-
APHRODITE Dikalangan dunia seni, terutama di dalam dunia seni patung, nama Aphrodite bukanlah nama yang asing lagi di telinga. Aphrodite Mer...
-
Maaf, klo sedikit aneh... soalnya pada waktu ntu saya ga paham bener ama ini mata kuliah... hahaha... semoga membantu ajah deh... :P PEMBAHA...
-
BAB II EARLY GEORGIAN ENGLAND 2.1 Sejarah Early Georgian England Munculnya periode Early Gregorian England disebabkan ol...
Total Tayangan Halaman
Kamis, 21 Juni 2012
Hotel Preanger
SEJARAH sebuah
kota tidak hanya bisa ditelusuri dari perjuangan masyarakatnya. Selain melalui
kondisi geologi, masih banyak saksi bisu lainnya yang bisa menceritakan
perjalanan masa lalu sebuah kota, terutama ketika kota tersebut memasuki masa
jaya.
Kota Bandung
sebenarnya termasuk salah satu kota di Indonesia yang paling beruntung karena
masih memiliki salah satu saksi sejarah masa lalunya yang bisa dibaca lewat
bangunan-bangunan tua dengan berbagai langgam arsitekturnya. Melalui salah satu
kekayaan itu, setiap orang bisa menelusuri perjalanan sejarah kota dan
masyarakat Bandung, tergantung dari kepentingannya.
Hotel Grand Preanger Lampau dan Sekarang
Dari segi
arsitektur, Bandung pernah dijuluki sebagai laboratorium arsitektur paling
lengkap karena memiliki begitu banyak kekayaan arsitektur yang hingga kini
menjadi sumber inspirasi dan bahan penelitian yang tak habis-habisnya untuk
digali. Berbagai bangunan tua bukan hanya mampu menceritakan bagaimana awal
kota ini dibangun. Bangunan-bangunan tua tersebut antara lain
difungsikan sebagai hotel. Salah satu hotel yang masih mempertahankan ciri khas
gedungnya yang kuno adalah Grand Hotel
Preanger. Asal-muasal sejarah hotel berbintang lima yang berada di kawasan
Jl. Asia Afrika No.81, Bandung ini memang sangat panjang. Dimulai tahun 1884 saat Bandung masih bernama
Priangan. Ketika itu para pemilik perkebunan di Priangan (Priangan Planters)
mulai berhasil dalam usaha pertanian dan perkebunannya.
Kaum
bangsawan ini kemudian sering datang berlibur ke Kota Priangan. Jl. Asia Afrika
yang saat itu dikenal sebagai kawasan Groote Postweg (Jalan Asia Afrika). Di
Groote Postweg tersebut terdapat sebuah toko yang menyediakan barang kebutuhan
sehari-hari mereka. Sayangnya toko tersebut kemudian mengalami kebangkrutan.
Melihat semakin banyaknya pelancong dari sekitar Priangan yang datang, W.H.C.
Van Deeterkom mengubah toko tersebut menjadi sebuah hotel. Hotel Preanger yang didirikan oleh
Van Deeterkom ini selama lebih dari seperempat abad menjadi kebanggaan
orang-orang Belanda di Kota Bandung. Pada tahun 1929 hotel berarsitektur gaya
Indische Empire Stijl ini kemudian direnovasi
dan didesain ulang pada tahun 1929 oleh C.P. Wolff
Schoemaker dibantu oleh muridnya, Ir. Soekarno (Presiden RI I ) dengan gaya Art Deco.
ANALISIS
Menurut
saya Hotel Preanger layak untuk dilestarikan karena Hotel Preanger memiliki
beberepa criteria kelayakan untuk dilestarikan, diantaranya:
I.
Nilai bangunan
·
Hotel Preanger merupakan bangunan tua (pabrik
roti) yang direnovasi dan didesain ulang pada
tahun 1929 oleh C.P. Wolff
Schoemaker dibantu oleh muridnya, Ir. Soekarno (Presiden RI I ) dan dijadikan sebuah hotel,
·
Hotel Preanger memiliki nilai estetik sendiri yaitu ada kesatuan dan
keharmonisan dengan bangunan-bangunan disekitarnya, karena bangunan-bangunan
disekitarnya juga masih peninggalan colonial dan gaya bangunannya sebagian
besar sama dan didesain oleh desainer yang sama (Perusahaan Listrik Negara,
Gedung Merdeka, Kantor Pikiran Rakyat),
·
Hotel Preanger merupakan salah satu
contoh unik dari Gaya bangunan Art Deco,
bisa dilihat dari eksteriornya yang megah dan
flamboyan, memiliki karakter bentuk geometris yang kuat, warna mencolok, dan
garis yang tajam atau jelas. Komposisi massa gedung bertingkat dengan pola asimetris,
dilengkapi menara pada bagian tengah yang dibuat tidak terlalu tinggi, tetapi
sangat kaya dengan unsur dekoratif. Menara ini menjadi pusat perhatian yang
sangat menarik dengan banyaknya ornamen berpola geometris, zig-zag, abstrak,
dan berlapis-lapis pada bagian puncak dan sisi-sisinya. Ornamen sejenis juga
terlihat memesona menghiasi bidang kolom, lisplang, serta overhang pada pintu
masuk serupa dengan pola pada menara. Pola zig-zag bersiku dan bentuk geometris
lainnya yang diduga diadopsi dari budaya suku Maya dan Inca Indian diterapkan
juga untuk desain kaca patri sehingga beberapa kalangan mengidentifikasikannya
sebagai geometrikal Art Deco.
II Fungsi Bangunan
·
Hotel
Preanger memiliki kualitas arsitektur karena banyak hal yang dapat dipelajari
disana, selain nilai sejarah (hotel Preanger mengalami perubahan gaya
arsitektur serta perubahan fungsi bangunan), fungsi struktur bangunan (hotel
Preanger masih tegak berdiri walaupun sudah ‘tua’) , dan estetikanya (memiliki
keindahan sendiri bagi penontonya baik eksterior dan interiornya yang membuat
terkenang kembali kehidupan masa lampau).
·
Karena di
Jalan Asia Afrika sebagian besar masih merupakan kompleks bangunan tua sehingga
sangat aneh jika hotel Preanger diruntuhkan selain itu ada beberapa bangunan
dengan desainer sama di sekitarnya, sehingga hotel Preanger tampak Harmonis dan
memiliki kesatuan dengan bangunan-bangunan disekitarnya.
III Fungsi Sosial-Budaya
·
Hotel Preanger masih memiliki nilai historis
bagi pengunjungnya, pengunjungnya sendiri sebagian besar adalah wisatawan asing
dengan usia lanjut yang membawa anak atau cucunya sehingga bisa dikatakan
mungkin mereka pernah memiliki kenangan di Hotel Preanger dimasa lalunya dan
mewariskan kenangannya tersebut kepada cucunya.
·
Hotel Preanger merupakan bagian dari fase
arsitektur tahun 1920an dengan Gaya Art Deco. Sebernarnya gaya awal hotel
Preanger adalah Indische Empire Stijl dan kemudian
di renovasi dan didesain ulang dengan mengadaptasi gaya bangunan pada masa itu.
IV Perundang-undangan
·
Hotel Preanger merupakan bangunan tua dengan
usia lebih dari 50 tahun, menurut perundang-undangan yang ada di Indonesia
bangunan yang sudah berusia lebih atau sama dengan 50 tahun merupakan bangunan
cagar budaya yang harus dipelihara dan dipertahankan.
Dari criteria
yang saya sebutkan diatas saya miliki pandangan bahwa Hotel Preanger memiliki
harta tidak yang ternilai dari sejarah, ilmu pengetahuan, dan estetika. Untuk
tetap mempertahakan bangunan ini dilakukan renovasi sehingga bangunan yang
tidak berfungsi lagi bisa berfungsi hingga sekarang (dari pabrik roti yang
sudah bangkrut menjadi Hotel Preanger) dan adaptasi gaya arsitektur pada
masanya, dengan adanya bangunan tua di Jalan Asia Afrika dapat menyeimbangkan
pembangunan kota ada bangunan modern dan ada bangunan colonial, tetapi bangunan
tetap tidak ‘mati’ gaya walau berada di kota yang modern.
Kemudian
dilakukan renovasi pada muka bangunan untuk mengadaptasi gaya arsitektur dan berbagai
renovasi area yang terdiri dari area lobby, Preanger Restaurant, Ristorante
Italiano, Ramayana Ballroom, Cyber Lounge, Pusat Kebugaran serta Kolam Renang,
dan penambahan kamar sama sekali tidak mengubah total gaya arsitektur kuno dari
hotel ini, karena Grand Hotel Preanger tetap menampakkan eksterior klasiknya
yang bersejarah.
MANFAAT SEJARAH sebuah
kota tidak hanya bisa ditelusuri dari perjuangan masyarakatnya. Selain melalui
kondisi geologi, masih banyak saksi bisu lainnya yang bisa menceritakan
perjalanan masa lalu sebuah kota, terutama ketika kota tersebut memasuki masa
jaya.
Kota Bandung
sebenarnya termasuk salah satu kota di Indonesia yang paling beruntung karena
masih memiliki salah satu saksi sejarah masa lalunya yang bisa dibaca lewat
bangunan-bangunan tua dengan berbagai langgam arsitekturnya. Melalui salah satu
kekayaan itu, setiap orang bisa menelusuri perjalanan sejarah kota dan
masyarakat Bandung, tergantung dari kepentingannya.
Hotel Grand Preanger Lampau dan Sekarang
Dari segi
arsitektur, Bandung pernah dijuluki sebagai laboratorium arsitektur paling
lengkap karena memiliki begitu banyak kekayaan arsitektur yang hingga kini
menjadi sumber inspirasi dan bahan penelitian yang tak habis-habisnya untuk
digali. Berbagai bangunan tua bukan hanya mampu menceritakan bagaimana awal
kota ini dibangun. Bangunan-bangunan tua tersebut antara lain
difungsikan sebagai hotel. Salah satu hotel yang masih mempertahankan ciri khas
gedungnya yang kuno adalah Grand Hotel
Preanger. Asal-muasal sejarah hotel berbintang lima yang berada di kawasan
Jl. Asia Afrika No.81, Bandung ini memang sangat panjang. Dimulai tahun 1884 saat Bandung masih bernama
Priangan. Ketika itu para pemilik perkebunan di Priangan (Priangan Planters)
mulai berhasil dalam usaha pertanian dan perkebunannya.
Kaum
bangsawan ini kemudian sering datang berlibur ke Kota Priangan. Jl. Asia Afrika
yang saat itu dikenal sebagai kawasan Groote Postweg (Jalan Asia Afrika). Di
Groote Postweg tersebut terdapat sebuah toko yang menyediakan barang kebutuhan
sehari-hari mereka. Sayangnya toko tersebut kemudian mengalami kebangkrutan.
Melihat semakin banyaknya pelancong dari sekitar Priangan yang datang, W.H.C.
Van Deeterkom mengubah toko tersebut menjadi sebuah hotel. Hotel Preanger yang didirikan oleh
Van Deeterkom ini selama lebih dari seperempat abad menjadi kebanggaan
orang-orang Belanda di Kota Bandung. Pada tahun 1929 hotel berarsitektur gaya
Indische Empire Stijl ini kemudian direnovasi
dan didesain ulang pada tahun 1929 oleh C.P. Wolff
Schoemaker dibantu oleh muridnya, Ir. Soekarno (Presiden RI I ) dengan gaya Art Deco.
ANALISIS
Menurut
saya Hotel Preanger layak untuk dilestarikan karena Hotel Preanger memiliki
beberepa criteria kelayakan untuk dilestarikan, diantaranya:
I.
Nilai bangunan
·
Hotel Preanger merupakan bangunan tua (pabrik
roti) yang direnovasi dan didesain ulang pada
tahun 1929 oleh C.P. Wolff
Schoemaker dibantu oleh muridnya, Ir. Soekarno (Presiden RI I ) dan dijadikan sebuah hotel,
·
Hotel Preanger memiliki nilai estetik sendiri yaitu ada kesatuan dan
keharmonisan dengan bangunan-bangunan disekitarnya, karena bangunan-bangunan
disekitarnya juga masih peninggalan colonial dan gaya bangunannya sebagian
besar sama dan didesain oleh desainer yang sama (Perusahaan Listrik Negara,
Gedung Merdeka, Kantor Pikiran Rakyat),
·
Hotel Preanger merupakan salah satu
contoh unik dari Gaya bangunan Art Deco,
bisa dilihat dari eksteriornya yang megah dan
flamboyan, memiliki karakter bentuk geometris yang kuat, warna mencolok, dan
garis yang tajam atau jelas. Komposisi massa gedung bertingkat dengan pola asimetris,
dilengkapi menara pada bagian tengah yang dibuat tidak terlalu tinggi, tetapi
sangat kaya dengan unsur dekoratif. Menara ini menjadi pusat perhatian yang
sangat menarik dengan banyaknya ornamen berpola geometris, zig-zag, abstrak,
dan berlapis-lapis pada bagian puncak dan sisi-sisinya. Ornamen sejenis juga
terlihat memesona menghiasi bidang kolom, lisplang, serta overhang pada pintu
masuk serupa dengan pola pada menara. Pola zig-zag bersiku dan bentuk geometris
lainnya yang diduga diadopsi dari budaya suku Maya dan Inca Indian diterapkan
juga untuk desain kaca patri sehingga beberapa kalangan mengidentifikasikannya
sebagai geometrikal Art Deco.
II Fungsi Bangunan
·
Hotel
Preanger memiliki kualitas arsitektur karena banyak hal yang dapat dipelajari
disana, selain nilai sejarah (hotel Preanger mengalami perubahan gaya
arsitektur serta perubahan fungsi bangunan), fungsi struktur bangunan (hotel
Preanger masih tegak berdiri walaupun sudah ‘tua’) , dan estetikanya (memiliki
keindahan sendiri bagi penontonya baik eksterior dan interiornya yang membuat
terkenang kembali kehidupan masa lampau).
·
Karena di
Jalan Asia Afrika sebagian besar masih merupakan kompleks bangunan tua sehingga
sangat aneh jika hotel Preanger diruntuhkan selain itu ada beberapa bangunan
dengan desainer sama di sekitarnya, sehingga hotel Preanger tampak Harmonis dan
memiliki kesatuan dengan bangunan-bangunan disekitarnya.
III Fungsi Sosial-Budaya
·
Hotel Preanger masih memiliki nilai historis
bagi pengunjungnya, pengunjungnya sendiri sebagian besar adalah wisatawan asing
dengan usia lanjut yang membawa anak atau cucunya sehingga bisa dikatakan
mungkin mereka pernah memiliki kenangan di Hotel Preanger dimasa lalunya dan
mewariskan kenangannya tersebut kepada cucunya.
·
Hotel Preanger merupakan bagian dari fase
arsitektur tahun 1920an dengan Gaya Art Deco. Sebernarnya gaya awal hotel
Preanger adalah Indische Empire Stijl dan kemudian
di renovasi dan didesain ulang dengan mengadaptasi gaya bangunan pada masa itu.
IV Perundang-undangan
·
Hotel Preanger merupakan bangunan tua dengan
usia lebih dari 50 tahun, menurut perundang-undangan yang ada di Indonesia
bangunan yang sudah berusia lebih atau sama dengan 50 tahun merupakan bangunan
cagar budaya yang harus dipelihara dan dipertahankan.
Dari criteria
yang saya sebutkan diatas saya miliki pandangan bahwa Hotel Preanger memiliki
harta tidak yang ternilai dari sejarah, ilmu pengetahuan, dan estetika. Untuk
tetap mempertahakan bangunan ini dilakukan renovasi sehingga bangunan yang
tidak berfungsi lagi bisa berfungsi hingga sekarang (dari pabrik roti yang
sudah bangkrut menjadi Hotel Preanger) dan adaptasi gaya arsitektur pada
masanya, dengan adanya bangunan tua di Jalan Asia Afrika dapat menyeimbangkan
pembangunan kota ada bangunan modern dan ada bangunan colonial, tetapi bangunan
tetap tidak ‘mati’ gaya walau berada di kota yang modern.
Kemudian
dilakukan renovasi pada muka bangunan untuk mengadaptasi gaya arsitektur dan berbagai
renovasi area yang terdiri dari area lobby, Preanger Restaurant, Ristorante
Italiano, Ramayana Ballroom, Cyber Lounge, Pusat Kebugaran serta Kolam Renang,
dan penambahan kamar sama sekali tidak mengubah total gaya arsitektur kuno dari
hotel ini, karena Grand Hotel Preanger tetap menampakkan eksterior klasiknya
yang bersejarah.
MANFAAT
Manfaat
yang bisa saya ambil dari analisis saya sehubungan dengan desain adalah saya
dapat membedakan perubahan gaya arsitektur dari hotel Preanger (Indische Empire Stijl-Art Deco) kemudian dapat
mengetahui istilah-istilah baru dalam desain. Kemudian dapat menambah
pengetahuan mengenai bangunan-bangunan bersejarah dan dapat memilah bangunan
yang layak untuk dipertahankan berdasarkan criteria kelayakan bangunan.
Menambah informasi baru dalam arsitektur dan bisa membandingkan bangunan
Indonesia dengan colonial dalam struktur, fungsi, gaya dan arsitekturnya.
Manfaat
yang bisa saya ambil dari analisis saya sehubungan dengan desain adalah saya
dapat membedakan perubahan gaya arsitektur dari hotel Preanger (Indische Empire Stijl-Art Deco) kemudian dapat
mengetahui istilah-istilah baru dalam desain. Kemudian dapat menambah
pengetahuan mengenai bangunan-bangunan bersejarah dan dapat memilah bangunan
yang layak untuk dipertahankan berdasarkan criteria kelayakan bangunan.
Menambah informasi baru dalam arsitektur dan bisa membandingkan bangunan
Indonesia dengan colonial dalam struktur, fungsi, gaya dan arsitekturnya.
Langganan:
Postingan (Atom)