Entri Populer

Total Tayangan Halaman

Sabtu, 28 Agustus 2010

google-site-verification: google6a8d0d7c70342cde.html

Jumat, 27 Agustus 2010

Prinsip Elemen Desain

Elemen Desain
1. Bentuk
  • Adalah wujud dan konfigurasi dasar dari sebuah objek atau ruang.
  • seringkali merupakan cara awal untuk membedakan satu objek dengan objek lainnya.
  • dipengaruhi oleh:
- perspektif
- jarak terhadap objek
- keadaan pencahayaan
- keadaan visual yang mengelilingi objek tersebut
  • Dihasilkan dari GARIS, BIDANG, VOLUME, dan TITIK.
A. Garis
- merupakan objek yang panjangnya jauh melebihi lebar maupun kedalamnnya.
- Terbentuk saat satu bidang bertemu dengan bidang lainnya, saat terjadi batas (edge) dan saat terjadi perubahan material, tekstur, warna
- mempunyai unsur arah yang kuat dan dapat mempengaruhi pandangan orang terhadap suatu ruang
- Garis Horisontal menggabarkan sesuatu yang tenang, stabil dan berhubungan denga bidang tanah, serta dapat memberi kesan merendahkan ketinggian ruang.
- Garis Vertikal biasa dikonotasikan dengan kekuatan, keseimbangan permanen, dan gerakan keatas. serta memberi kesan mempertinggi suatu ruang.
- Garis Diagonal menggambarkan sesuatu yang dinamis dan sering kali mewakili pergerakan, baik keatas atau kebawah bergantung pada sudut kemiringannya.
- Garis Lengkunglebih berhubungan dengan sesuatu yang bersifat natural dan berbentuk tubuh manusia, bersifat lemah gemulai dan menggambarkan gerakan yang lembut.


B. Bidang
- merupakan objek yang memiliki dua dimensi dominan, yaitu panjang dan lebar. bidang memiliki ketebalan, namun ketebalannya jauh lebih kecil daripada dua dimensi lainnya.
- faktor yang paling penting dalam desain interior sebab sebuah ruang umumnya ditentukan berdasarkan beberapa bidang yaitu dinding, langit-langit dan lantai.
- menghasilkan bentuk dari suatu ruang dengan karakteristik tambahan yaitu : tekstur, warna dan pola.


C. Volume
- aspek tiga dimensional dalam desain interior dipahami sebagai bentuk yang memiliki panjang, lebar dan tinggi kedalaman.
- dapat berupa Volume Positif (SOLID) yaitu memiliki massa dan mengisi (Occupy) ruang, dan Volume Negatif (VOID) yaitu ruang itu sendiri yang ditentukan oleh bidang atau elemen lain.
- Dikategorikan dalam:
* V. reguler ( Kubus, silinder, dll... )
* V. Irreguler ( bentuk- bentuk yang bebas atau yang tidak beraturan)
* Berdasarkan karakteristik yang dominan (tinggi, sempit, kurva linear, atau bentuk pie, dll...)



2. Skala
  • merupakan ukuran relatif suatu benda/objek dikaitkan dengan elemen lain yang diketahui dengan pasti ukurannya.
  • Macamnya:
- Skala Umum : Ukuran relatif sebuah unsur bangunan terhadap bentuk- bentuk lain didalam lingkupnya.
- Skala Manusia : Ukuran relatif sebuah unsur bangunan atau ruang terhadap dimensi dan proporsi tubuh manusia.


3. Warna
Merupakan salah satu unsur yang paling dominan dalam dunia fisik. dan salah satu alat terpenting dalam desain interior.

A. Dasar Warna
- Sifat fisik dari cahaya yang merupakan bagian dari spektrum elektromagnetik.
- setiap warna dibedakan satu dengan lainnya berdasarkan panjang gelombangnya.
- Merah memiliki panjang gelombang terbesar dalam spektrum cahaya, sedangkan ungu memiliki panjang gelombang terpendek.
- Mata dan otak kita menangkap variasi dari panjang Gelombang tersebut untuk memperoleh sensasi warna. Jika warna-warna cahaya ditampilkan dalam jumlah proporsi yang sama, maka kita akan melihat warna putih.

- 3 cahaya Primer (Merah, Hijau, dan Biru)
Jika dikombinasikan dalam proporsi yang berlainan, ketiga warna cahaya ini akan menghasilkan warna-warna lain.
Jika di kombinasikan dalam proporsi yang seimbang ketiga warna cahaya ini akan menghasilkan warna putih.

- 3 pigmen primer (Merah, Kuning, dan Biru)
Jika dikombinasikan dalam proporsi yang berbeda akan menghasilkan warna-warna lain.
Jika dikombinasikan dlam proporsi yang seimbang ketiga warna pigmen ini akan menghasilkan warna hitam.


* Sistem Warna *

* Sistem Brewster dikenal juga dengan sistem Prang. adalah roda warna yang membagi pigmen warna kedalam 3 warna primer yaitu (Merah, Kuning, Biru). dalam kasus ini primer berarti warna-warna tersebut tidak dapat dihasilkan dari proses pencampuran pigmen lain.
- Jika warna primer ini di campur dalam proporsi yang seimbang makan akan dihasilkan warna sekunder, yaitu ( Ungu, Jingga, Hijau )
- Jika warna primer dicampur dengan warna sekunder dalam roda warna, maka akan dihasilkan warna tersier.

* Sistem Munsell
- Sistem yang mengatur warna secara lebih akurat dari pada roda warna dan menggunakan 3 skala dalam 3 dimensi, untuk menerangkan Hue, Nilai (Value), dan Kroma (Intensitas)


* Efek kedekatan warna dan cahaya *

seperti aspek lain dari desain interior sebuah warna tidak hadir secara terpisah, ia selalu mempengaruhi serta dipengaruhi oleh warna lain di sekitarnya dan oleh warna cahaya yang menyinarinya.

Terdapat banyak contoh bagaimana dua buah warna mempengaruhi satu sama lain jika dilihat secara bersamaan.

- warna komplementer ( warna yang saling bersebrangan dalam roda warna) akan bersifat saling memperkuat.
# Jika kita memandang sebuah warna untuk beberapa saat, kemudian mengalihkan pandangan kita pada permukaan berwarna putih makan kita akan melihat 'after image' berupa warna komplementernya.
# Jika dua buah warna komplementer diletakkan secara berdekatan, maka satu sama lain akan terlihat saling meningkatkan saturasi/ kepekatannya.
# Jika sebuah warna dalam bagian yang kecil diletakkan di atas latar belakang berwarna komplementernya maka, bagian kecil tersebut akan terlihat lebih menonjol.



# Warna muda (light) yang diletakkan diatas latar belakang yang gelap (dark) akan tampak lebih muda dari pada kenyataannya, sedangkan warna gelap yang diatas latar belakang yang muda akan tampak lebih gelap dari kenyataanya.

# Warna pada latar belakang akan menyerap warna yang sama dalam sesaat (warna jingga diatas latar belakang Merah akan tampak lebih kuning, karena warna merah pada latar belaakang 'menyerap' unsur merah pada jingga)

# Warna abu-abu yang netral akan tampak lebih hangat jika diletakkan diatas latar belakang biru, dan akan tampak lebih dingin jika diletakkan diatas latar belakang merah.

# Hal yang paling penting yang harus dipahami adalah kenyataan bahwa jenis pencahayaan sangat berpengaruh pada tampilan sebuah warna. walaupun mata manusia sering kali melihat hampir setiap cahaya berwarna putih, ternyata setiap sumber cahaya cenderung mengarah pada warna-warna tertentu.

# Pada umumnya, cahaya dengan kecenderungan tertentu akan bersifat menguatkan warna yang searah dan menetralkan warna yang menjadi komplementernya.

* disamping pengaruh fisiknya terhadat mata dan otak, warna juga memiliki makna simbolik dan arti-arti tertentu. ( BUKA PSIKOLOGI WARNA!!! )


* Pengaruh warna terhadap interior *
- warna ringan akan memberikan efek memperbasar ruangan, ( Sebaliknya )
- Warna terang dan hangat akan membuat furnitur berkesan lebih besar, ( Sebaliknya )
- Warna terang dan netral akan membuat ruang tampak menonjol, ( Sebaliknya )



4. Tekstur
- Merupakan kualitas suatu material, yang dihasilkan oleh struktur material itu sendiri atau bahan yang melapisi material tersebut.
- pemahaman tekstur terkait dengan hubungan tekstur tersebut dengan tekstur disekitasnya, jarak pandang, dan pencahayaan.
- tekstur bisa menjadi alat desain yang kuat jika digunakan denga tepat, sehingga bisa memperkuat konsep desain dan memanipulasi cahaya dan sekala, serta dapat membedakan satu objek dengan objek yang lainnya.
contoh: - interior kontemporer hasil dari penggunaan tekstur yang sangat halus
- Tema tradisional hasil dari penggunaan tekstur kain yang berat dan tekstur kayu yang gelap
- material yang bertekstur berat akan memberi kesan lebih kecil.


5. Pola
- Merupakan pengulangan motif dekoratif diatas suatu permukaan. pola berkaitan erat dengan tekstur.
- pola dapat terbentuk dari material ubin keramik, concrete block, atau dengan wallpaper dan cat.
- pola dapat juga memperkuat konsep desain, meningkatkan daya tarik visual suatu ruangan, dan mengubah skala ruangan.


6. Cahaya
- Merupakan dasar dari desain interior. cahaya sangat mempengaruhi kita melihat suatu objek dan ruang.
- ruang yang sama akan terkesan berbeda dengan mengubah tingkat penerangannya.
- sumber cahaya dan cahaya yang dihasilkan sapat dianggap sebagai elemen desain.
- sumber cahaya dapat berupa titik, garis, bidang, atau volume. dan mempunyai kualitas kecemerlangan dan warna.
- cahaya yang dihasilkan dapat berupa titik, garis, bidang diatas objek/ permukaan. dengan kecemerlangan dan warnanya sendiri.
- dengan begitu cahaya dapat digunakan sebagai elemen desain untuk menciptakan penekanan, irama, keseimbangan, dan kontras.

* Cahaya yang baik dapat ... *
1. Meningkatkan mood suatu ruang
2. meningkatkan daya tarik visual suatu lingkungan
3. memberi aksen dan penekanan pada suatu objek/ area
4. mengalihkan perhatian dari area/ objek yang kurang diinginkan
5. memberi highlight pada permukaan/tekstur
6. menonjolkan warna
7. mempengaruhi pemahaman ruang


Prinsip Desain

1. Keseimbanga ( Balance )

Susunan elemen-elemen untuk mendapatkan ekuilibrium visual. keseimbangan sangat penting dalam desain interior karena setiap interior memiliki berbagai bentuk, warna, garis, pola, tekstur dan cahaya. sehingga harus diciptakan sebuah komposisi lingkungan yang nyaman.

Prinsipnya...
* objek yang besar akan tampak lebih berat dibanding objek yang lebih kecil dengan bentuk, warna, dan tekstur yang sama.
* elemen yang bertekstur dan berdetail rumit akan tampak lebih berat dari pada objek yang polos.
* elemen yang gelap akan tampak lebih berat dari pada elemen yang hanya sedikit terkena bayangan.
* warna cerah tampak lebih berat dari pada warna netral
* bentuk yang kompleks atau tak lazim akan tampak lebih berat dari pada bentuk yang simpel.
* beberapa objek dengan ukuran kecil yang diletakkan berdekatan akan dapat mengimbangi suatu objek dengan luas area yang sama.

TIPE KESEIMBANGAN

# K. Simetris
- terdiri atas elemen-elemen identik yang disusun seimbang dengan sumbu di tengah-tengahnya.
- disebut juga 'Bisimetris, Bilateral, atau Axial Simetri'
- simetri dapat menekankan area ditengah komposisi atau area di kedua ujung komposisi.


# K. Asimetri
- Cara untuk menyeimbangkan berat visual/ optik objek-objek yang berbeda dalam suatu area atau terhadap suatu sumbu.
- memberi kesan forma dan dinamis


# K. Radial
- Keseimbangan simetris, dimana objek-objek disusun secara seragam terhadap suatu titik pusat
- secara alami, keseimbangan radial umumnya memfokuskan perhatian pada titik pusat susunan.



2. Harmoni dan Kesatuan
- merupakan kesesuaian tiap bagian terhadap bagian lainnya dan terhadap keseluruhan susunan.
- dihasilkan dari komposisi dimana tiap bagiannya sesuai satu sama lain dan secara bersama-sama mendukung tema keseluruhan.

contoh:
- furnitur berbeda dibuat dalam skala dan bentuk yang sama akan menciptakan harmoni
- skala dan bentuk yang berbeda akan diterapkan warna yang sama akan menciptakan harmoni
- mengelompokkan objek secara berdekatan dan dikaitkan elemen arsitektural tertentu atau dengan menempatkan objek-objek disekeliling suatu elemen desain.


IRAMA
Merupakan pengulangan elemen-elemen dalam pola yang tetap secara teratur dan harmonis.

Cara mengorganisir pengulangan pola...
- Radial terhadap sebuah titik
- berurutan menurut ukuran dalam tatanan linier
- acak tetapi berkaitan dengan kedekatan fungsi maupun kemiripan bentuk


PENEKANAN
Untuk menunjukkan bahwa suatu objek lebih penting dari pada objek lainnya dan tercipta hirarki. suatu ruang dimana setiap objeknya memiliki tingkat kepentingan yang sama akan cenderung monoton dan tidak hidup.

Penekanan dapat dilakukan dengan...
- Objek yang penting diletakkan sebagai pusat di tengah-tengah objek lainnya.
- satu objek yang dianggap penting diberi penekanan melalui warna, ukuran , bentuk, tekstur atau menciptakan kontras antara objek tersebut dengan sekelilingnya.


KONTRAS DAN VARIASI
Suatu cara untuk mendapatkan pemahaman tentang perbedaan antara satu objek dengan objek lainnya. menciptakan tingakat kepentingan dan menciptakan daya tarik dalam suatu lingkungan.
Interior yang baik adalah keseimbangan antara harmoni, kedinamisan, dan daya tarik yang dapat tercipta melalui adanya kontras dan penekanan.


PROPORSI
Hubungan antara satu bagian dari objek atau komposisi dengan bagian lain dan dengan keseluruhan komposisi, atau hubungan antara satu elemen dengan elemen yang lain.
Proporsional dalam desain interior sangat bergantung pada hubungan tiga dimensional anatara objek dan ruang.

Contoh
- objek yang tipis dan tinggi akan tampak terlalu kurus jika diletakkan secara vertikal, tapi objek yang sama akan tampak sesuai jika diletakkan dalam arah horisontal
- dalam beberapa kasus, sebuah objek sengaja dibuat di luar proporsi yang wajar untuk menghasilkan penekanan atau kontras yang ekstrim.



Sumber: Dosen MK. Pengantar Desain Interior UKM ( Erwin Ardianto Halim )

Suprematisme

Suprematisme ( 1913-1920an)

Latar Belakang Suprematisme

Suprematisme merupakan sebuah aliran seni yang lahir pada tahun 1913 di Rusia. Berasal dari kata “suprematis” yang berarti melawan hal-hal yang bersifat lampau dan natural.

Aliran ini merupakan perkembangan dari aliran seni lukis abstrak yang terpengaruh juga oleh aliran seni kubisme dan futurisme. Termasuk dalam aliran seni modern.

Konsep Suprematisme

Dalam pembuatan karyanya, penganut suprematisme cenderung tidak terikat pada objek. Mereka murni menggunakan perasaannya. Penggambaran objeknya divisualisasikan dengan kontras. Yang dimaksud kontras disini adalah adanya perbedaan warna antar objek yang ditampilkan dengan latar belakang ( background ) nya.

Pada awal terbentuknya aliran ini, para suprematis cenderung menciptakan sebuah lukisan berbentuk abstrak yang pembuatannya didasarkan pada bentuk-bentuk geometris, terutama bujur sangkar dan persegi panjang. Garis lurus juga menjadi aspek penting dalam pembuatan karyanya. Warna yang ditampilkan hanyalah warna monokromatik. Warna monokromatik adalah sebuah warna dasar yang ditambah dengan warna putih dan hitam.

Seiring dengan berjalannya waktu, suprematisme pun mengalami perkembangan. Baik dalam bentuk maupun warna, menjadi lebih bermacam-macam. Bentuk lingkaran dan segitiga mulai muncul dalam karyanya. Warna yang ditampilkan pun lebih banyak seperti merah, biru, kuning.

Tokoh Suprematisme

Kasimir Malevich terkenal sebagai pendiri dari aliran ini. Lahir di Rusia pada tahun 1878. Beliau sempat belajar seni di Moscow. Karya pertamanya berupa karya figuratif , bentuk manusia tubular dan latar geometris yang dipengaruhi dua gerakan seni kubisme dan futurisme. Ia juga mempraktekan teknik kolase dari kubisme dan futurisme pada beberapa karyanya.

Kemudian ia membuat lagi karya suprematisme yang menekankan aspek garis lurus dan bujur sangkar yang diletakkan miring. Pembuatan karyanya ini berdasarkan teori Bauhaus, yaitu supremasi dari perasaan murni di dalam seni.

Ia beranggapan bahwa orang awan akan dengan mudah mengerti seni baru karena universalitas symbol dan atau qualisign yang dimiliki.

Terdapat banyak tokoh yang menganut aliran ini diantaranya seniman Rusia El Lisstzky dan seniman Hungaria Malevic László Moholy-Nagy.

Berikut adalah beberapa karya yang dihasilkan oleh Malevich :

Geschilderd, 1915

Suprematismo, 1915

Whitecross,1921

Red Square and Black Square

Suprematisme Dynamique.1916

Pembahasan Karya

Karya : Kasimir Malevich

Judul : Black Square, 1915

Media : Kanvas dan Cat air.

Makna : Menggambarkan sebuah bujur sangkar hitam diatas latar yang berwarna putih. Bujur sangkar hitam mengartikan perasaan. Latar putih menunjukan perasaan yang tidak objektif atau kekosongan perasaan sehingga memberikan ekspresi perasaan murni yang penuh dan tidak memusingkan objek yang tidak berarti.

Karya : Kasimir Malevich

Judul : White on White, 1918

Media : Kanvas dan Cat air.

Lokasi : Museum of Modern Art, New York

Makna : Lukisan yang terdiri dari sebuah bujur sangkar putih di atas latar putih, hanya variasi sapuan kuas yang memungkinksan penikmat seni atau penonton membedakan bagian-bagian yang ada dalam gambar. Lukisan ini masih tidak mempunyai objek namun hanya bujur sangkar yang ada di atas latar belakang.

Daftar Pustaka

http://www.archicentrum.com/index.php

http://martinusdeny.wordpress.com/

http://www.artcrimes.net/suprematisme-1920-1927

http://nl.wikipedia.org/wiki/Supermatisme

Kain Songket

II. 1 Pengenalan seni kain di Indonesia

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar didunia dengan lebih dari 17.500 pulau besar dan kecil yang tersebar sepanjang 4.800 km antara benua Asia dan benua Australia. Karena itu Indonesia memiliki keanekaragaman seni dan budaya yang terbesar dibandingkan dengan bagian manapun juga didunia ini. Karena letak geografis ini jugalah maka Indonesia mempunyai lebih dari 300 suku dan sekitar 365 bahasa.

Dalam perjalanan jaman, setiap suku di Indonesia mempunyai ciri khas dalam busana daerah mereka yang tentunya dilengkapi dengan kain-kain yang khas dan menjadi warisan budaya yang sangat memukau.

Kain Tenun yang dibuat dengan teknik ikat lungsi berkembang dan menjadi ciri khas penduduk di daerah Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi dan juga di beberapa daerah di Sumatera; Kain Songket dan Ulos berkembang di sebagian besar wilayah Sumatera; Kain Batik yang tidak hanya dihasilkan di pulau Jawa, telah melekat menjadi jati diri orang Jawa; seni teknik Sulam dan Bordir yang banyak dipakai di Sumatera Barat akhirnya meluas hingga ke berbagai wilayah di Indonesia.

Dalam banyak catatan lama tertulis bahwa kain tradisional Indonesia mempunyai nilai budaya tinggi, terutama dari sudut estetis, bermakna simbolis dan memiliki falsafah yang mendasari pembuatannya. Jika kita menelaah sejarah kain tenun Indonesia, terutama teknik tenun ikat Iungsi maka kita bisa melihat bahwa apa yang terjadi di Indonesia termasuk menarik karena ternyata teknik ini telah dikenal disini sejak jaman Prasejarah. Di daerah pedalaman Kalimantan, Sulawesi, Sumatera dan Nusa Tenggara Timur, sejak lama penduduk mengenal corak tenun ikat yang rumit, semua itu dihasilkan dengan membuat alat tenun sendiri, mencari pohon untuk diambil serat nya dan mencelup dengan bahan pewarna alam yang diambil dari hutan disekitar mereka bermukim. Diperkirakan keakhlian ini telah dimiliki oleh masyarakat yang hidup pada masa perundagian atau perunggu mulai abad ke-8 sampai abad ke-2 SM.

Keragaman dan keunikan ragam hias kain tenun tercermin dengan jelas pada unsur yang terkait dengan pemujaan pada leluhur dan kebesaran alam. Setiap daerah memiliki ciri khas pada ragam hiasnya yang terkait dengan fungsi sosial budaya daerah tersebut. Dalam setiap kegiatan ritual keluarga atau agama, sepotong kain tenun hampir selalu menjadi bagian yang amat penting.

Cikal bakal kehadiran kain songket di negeri ini sebenarnya tidaklah kalah menarik. Para ahli sejarah menyatakan bahwa seni kerajinan tenun songket (gabungan antara seni tenun berbahan sutera atau benang kapas dan penambahan ragam hias dengan teknik cucuk yang mempergunakan benang emas atau perak) berkembang bersamaan dengan kejayaan Kerajaan Sriwijaya mulai sekitar abad ke-ll. Ketika itu Kerajaan Sriwijaya yang dikenal makmur sekali karena memiliki kekayaan logam mulia seperti emas dan perak, juga merupakan pusat rempah-rempah seperti lada dan pala. Selama waktu cukup lama kerajaan yang sangat strategis secara geografis ini menjadi lokasi persinggahan para pedagang dari Tiongkok, India dan Arab dan ini jelas sangat menguntungkan karena terjadi pertukaran barang dagangan seperti rempah¬rempah dan emas untuk mendapatkan apa yang tidak mereka hasilkan antara lain benang sutera.

Berdasarkan warna dan ragam hiasnya, dahulu kita bisa membedakan status sosial si pemakai. Kain songket dengan warna hijau tua , merah tua dan kuning tua biasanya dipakai seseorang janda dan bila sudah slap untuk menikah kembali maka si janda akan memakai warna yang lebih cerah. Pada ujung songket yang disebut “Jando Berias” dan songket “Jando Pengantin” ditenun ragam hias bunga-bunga kecil yang kerap dipanggil bunga betabur, sedangkan ditengahnya berwarna hijau atau ungu polos. Karena Palembang seperti yang diceritakan diatas banyak didatangi saudagar-saudagar bangsa asing maka dengan sendirinya banyak menyerap ragam hias dari wastra yang dibawa oleh mereka. Karena itu didalam songket Palembang banyak ditenun ragam hias dengan nama yang menunjukkan asal nya seperti “Bungo Cino” dan “Bungo Pacik“.

Sejarah kain batik di Indonesia berbeda kisahnya. Beberapa bukti menunjukkan bahwa teknik batik itu memang universal, bahkan sudah dipakai sebagai media hias pada seni kerajinan tembikar pada masyarakat Peru Kuno di Amerika Selatan. Namun dipulau Jawalah teknik ini mencapai puncak keindahan pada permulaan abad ke-19 dengan mulai didapatkan bahan tenun kapas halus yang diimport dari Inggris dan Negeri Belanda. Bagi masyarakat Jawa, sepotong batik tidak hanya selembar kain untuk busana tetapi dipakai dalam beberapa tingkat kehidupan mulai seorang bayi lahir sampai saat dia meninggalkan dunia ini, juga dalam seni tari, seni drama dan busana untuk anggota keluarga raja.

Kita tidak tahu sejak kapan tradisi membatik itu masuk ke pulau Jawa, bahkan kata batik tidak diketemukan dalam bahasa Jawa Kuno. Namun sejumlah pakar berpendapat bahwa kata batik berasal dari bahasa Melayu Kuno yakni dari kata “tik” yang berarti tetes atau menetes.

Dibanding dengan jenis kain tradisional lain, batik yang paling banyak mendapat pengaruh budaya dari Tiongkok terutama pada pola ragam hiasnya. Corak ragam hias gaya Cina seperti naga, burung hong, kepeng emas, kupu-kupu, kelelawar, bunga peoni atau rumpun bambu banyak digemari. Kebanyakan ini dipakai pada batik pesisiran yaitu batik yang dibuat didaerah sepanjang pantai utara pulau Jawa. Banyak sekali keturunan Cina yang terlibat dalam industri ini dan menjadi pengusaha Batik yang terkenal.

Dari berbagai kain Nusantara tidak bisa dipungkiri bahwa batik sebagai teknik untuk membuat ragam hias yang paling banyak memberi keleluasaan dan kecepatan dalam berproduksi dibandingkan dengan teknik ikat umpamanya. Karena itu sampai sekarang batik terus mengalami penambahan dan pengembangan ragam hias yang disesuaikan dengan selera masa kini.

Pada akhirnya kita haruslah mensyukuri bahwa sampai sekarang segala jenis kain yang dibuat dengan bermacam-macam teknik relative masih banyak dipakai oleh segala lapisan masyarakat, sebagai contoh; dalam upacara ritual pernikahan, pada acara menghadiri upacara Wisuda, kemeja resmi untuk pria, busana nasional bagi wanita dan juga sarung yang dipakai kemesjid dan tren terakhir adalah memakai bawahan atau atasan terbuat dari bahan tradisional serta keharusan memakai seragam resmi di beberapa institusi.

II. 2 Seni kain Songket

Seni kain dari Sumatera adalah Songket. Kerajinan tenun songket adalah gabungan antara seni tenun berbahan sutera atau benang kapas dan penambahan ragam hias dengan teknik cucuk yang mempergunakan benang emas atau perak. Asal mula ditemukannya songket bermula karena berkembang bersamaan dengan kejayaan Kerajaan Sriwijaya mulai sekitar abad ke-ll. Karena letak kerajaan yang sangat strategis secara geografis, maka Sriwijaya menjadi lokasi persinggahan para pedagang dari Tiongkok, India dan Arab sehingga terjadi pertukaran barang dagangan seperti rempah¬rempah dan emas untuk mendapatkan apa yang tidak mereka hasilkan antara lain benang sutera.

Berdasarkan warna dan ragam hiasnya, dahulu kita bisa membedakan status sosial si pemakai. Kain songket dengan warna hijau tua , merah tua, dan kuning tua biasanya dipakai seseorang janda dan bila sudah siap untuk menikah kembali maka si janda akan memakai warna yang lebih cerah. Pada ujung songket yang disebut “Jando Berias” dan songket “Jando Pengantin” ditenun ragam hias bunga-bunga kecil yang kerap dipanggil bunga betabur, sedangkan ditengahnya berwarna hijau atau ungu polos. Karena Palembang seperti yang diceritakan diatas banyak didatangi saudagar-saudagar bangsa asing maka dengan sendirinya banyak menyerap ragam hias dari wastra yang dibawa oleh mereka. Karena itu didalam songket Palembang banyak ditenun ragam hias dengan nama yang menunjukkan asal nya seperti “Bungo Cino” dan “Bungo Pacik“.

Penampilannya yang gemerlap dengan benang emas, dan kainnya yang halus karena berbahan dasar sutra, menjadikan kain songket sejak dulunya merupakan kain “milik” para bangsawan, sebagai salah satu lambang status kekayaan mereka. Konon ketika itu, setiap kelompok bangsawan memiliki corak motif masing-masing, untuk membedakannya dari kelompok yang lain.

Lama kelamaan, kain songket pun menjadi pakaian yang wajib dikenakan pada saat upacara adat atau upacara resmi lainnya. Ketentuan adat itu terus bertahan hingga kini. Dalam upacara perkawinan, misalnya, mengenakan kain songket menjadi keharusan dalam tradisi sebagian masyarakat Melayu.

Industri songket biasanya dilakukan dalam skala-skala rumah tangga, misalnya seperti yang dilakukan oleh perajin Silungkang, di Padang. Pembuatan songket biasanya membutuhkan waktu berminggu-minggu. Bahkan ada yang sampai enam bulan. Tergantung tehnik yang dipakai.

II. 2.1 Bahan baku songket


Pada masa dahulu, penyiapan bahan baku tenun seperti benang dan pewarnaannya dikerjakan dengan bahan-bahan yang diambil dari alam. Untuk mendapatkan warna merah biasanya dengan menggunakan kayu sepang yang diambil inti kayunya kemudian dicampur dengan akar mengkudu dan setelah itu direbus bersamaan dengan benang yang ingin diwarnai. Warna biru didapat dari indigo, warna kuning dari kunyit, dan warna-warna sekunder seperti hijau, ungu, dan oranye biasanya dilakukan pencampuran cat dari warna merah, biru, dan kuning. Dan untuk membuat warna agar tidak mudah luntur, pada waktu pencelupan biasanya diberi tambahan tawas.

Namun sekarang bahan-bahan itu sudah tergantikan dengan bahan-bahan buatan pabrik. Untuk benang biasa, kebanyakan para perajin saat ini menggunakan katon atau sutra, bisa juga campuran keduanya, sebagai dasar utama songket. Tapi untuk hasil yang paling bagus biasanya para perajin menggunakan sutra, untuk memperolah kain yang lebih lentur biasanya. Sedangkan benang emas yang menjadi motifnya biasanya menggunakan katon yang dicelup dengan cairan emas, yang biasanya memiliki kadar delapan karat.

Ada beberapa tipe benang emas yang biasanya digunakan dalam pembuatan songket. Pertama, benang emas jantung. Yaitu benang emas yang umurnya sudah tua dan tidak diproduksi lagi. Untuk mendapatkan benang emas ini biasanya para perajin mengambilnya dari kain songket yang telah kuno, kemudian ditenun kembali. Keunggulan benang emas ini adalah sifatnya yang tidak mudah luntur dan daya tahannya memang sangat lama, bahkan bisa sampai satu abad lebih. Kedua, benang emas bangko yang berwarna emas keperak-perakan dan bermanik-manik seperti mutiara. Ketiga, adalah benang sartibi. Warnanya emas agak keputih-putihan dan lebih halus. Dan benang yang digunakan masyarakat melayu kebanyakan adalah benang mamilon. Warnanya keemasan dengan tekstur agak kasar.

II.2.2 Motif songket


Motif yang digunakan para perajin dari masa ke masa sepertinya tidak mengalami perubahan begitu banyak. Hal ini dikarenakan pada proses pembuatan songket itu sendiri. Karena rumitnya, untuk mengembangkan motifpun menjadi begit sulit. Motif hias songket biasanya berbentuk geometris atau hasil stilisasi dari flora dan fauna, yang masing-masing mempunyai arti perlambangan yang baik. Misalnya bunga cengkeh, bunga tanjung, bunga melati dan bunga mawar yang wangi yang melambangkan kesucian, keanggunan, rezeki dan segala kebaikan.

Motif benang emas yang rapat dan mendominasi permukaan kain disebut songket tepus, sedangkan yang motif emasnya tersebar disebut songket tawur. Pada tepi kain biasa dibuat motif tumpal, segitiga atau segi tiga terputus, yang disebut motif pucuk rebung. Tunas rebung yang tumbuh menjadi batang bambu yang kuat dan lentur, tidak tumbang diterpa angin ini melambangkan harapan yang baik.

II.2.3 Alat tenun


Sampai saat ini, kebanyakan para perajin masih menggunakan alat tenun tradisional warisan leluhur mereka yang terbuat dari kayu dan bambu. Alat utama dinamakan panta adalah sebuah konstruksi kayu biasanya berukuran 2 x 1.5 meter tampat merentangkan banang yang akan ditenun. Benang dasar yang dinamakan lungsin atau lusi, juga disebut tagak digulung pada gulungan dan terpasang pada arang babi di bagian yang jauh dari panta.

Perajin yang mengerjakan tenun ini duduk pada semacam bangku di bagian pangkal dari panta ini. Di depannya ada dua buah tiang yang menyangga kayu paso tempat kain yang sudah ditenun akan digulung. Jadi lungsin terentang antara gulungan dengan paso dan di antaranya terdapat satu pasang karok dan satu buah suri tergantung pada tandayan. Di kiri dan kanan penenun digantungkan tempat penyimpan skoci benang pakan dan skoci benang mas. Skoci ini dinamakan turak dan terbuat dari bambu.

II.2.3 Cara pembuatan


Pertama sekali perajin akan menggerakkan karok dengan menginjak salah satu tijak-tijak untuk memisahkan benang sedemikian rupa sehingga ketika benang pakan yang digulung pada kasali dan dimasukkan dalam skoci atau turak dapat dimasukkan dari kiri ke kanan melewati seluruh bidang karok, atau dari kanan ke kiri, secara bergantian, dan akan membentuk semacam ayaman yang ketika dipukul ke arah penenun dengan suri menjadi rapat dan membentuk kain.

Kemudian untuk membuat motif, digunakanlah benang emas. Benang emas digulung dengan kasali dan dimasukkan dalam turak. Akan tetapi jalur masukknya tidak dibuat dengan menggerakkan karok malainkan ditentukan dahulu dengan mancukie bagian-bagian tertentu dari benang lungsini dengan suatu alat sederhana dari bambu yang disebut pancukie. Tahap inilah yang sangat penting dan memakan waktu yang sangat lama karena benang lungsin itu harus dihitung satu persatu dari pinggir kanan kain hingga pinggir kiri menurut hitungan tertentu sesuai dengan contoh motif yang akan dibuat. Karena kebanyakan motif tenun adalah simetris, maka pada waktu penenun selesai membuat satu jalur makau, akan diletakkan satu batang lidi untuk menandai jalur itu sehingga dapat dipakai kembali ketika polanya kembali sama.

Karena begitu rumitnya, untuk menyelesaikan satu lembar kain songket dibutuhkan minimal empat minggu. Meski ada yang dapat dikerjakan dalam dua minggu, biasanya hasilnyapun kualitasnya kurang. Dalam pembuatan songket biasanya para perajin menggunakan tiga tehnik penyulaman. Pertama, dengan satu benang. Jadi satu persatu benang diurai ke kanan dan ke kiri. Tenhik ini merupakan tehnik yang paling lama pengerjaannya. Dan hasilnyapun tentu paling bagus. Biasanya pembuatan songket dengan mengguanakan tehnik ini membuhkan waktu tiga sampai empat bulan. Kedua, dengan tehnik benang rangkap dua. Ketika menggunakan tehnik ini para perajin menggunakan dua helai benang. Karena benangnya rangkap motif yang dihasilkannyapun terlihat lebih jarang dibanding dengan yang pertama. Ketiga, tehnik dengan menggunakan benang rangkap empat. Tentu dengan tehnik inilah, satu kain songket dapat dihasilkan dalam waktu yang cukup singkat. Namun, hasilnya lebih kaku dan motifnya nampak lebih jarang.

Secara garis besar pembuatan kain songket ini dilakukan melalui tiga tahapan. Pertama, pencungkilan, artinya tahap ini merupakan tahap pembuatan motif kain songket itu sendiri. Dengan cara memilah-milah benang dari benang songket, lama prosesnya tergantung dari kerumitan motif kain songket itu. Motif songket digambarkan dengan tuntunan lidi yang dipasang ditenunan yang disebut sebagai “dayan”.

Kedua, proses penyambungan, artinya memisahkan benang untuk pakan songket, dengan cara diuraikan untuk persiapan penenunan. Para perajin biasanya menggulung dengan alat yang dinamakan “undaran benang”.

Ketiga adalah penenunan, artinya proses akhir dalam pembuatan kain songket. Sama seperti tahap pertama, lama pembuatan juga dipengaruhi oleh motif yang digunakan. Tahap ini merupakan tahap paling lama dalam pembuatan sebuah kain songket. Selain karena membutuhkan ketelitian dan kesabaran, juga diperlukanlah kecermatan dalam menempatkan benang antar benang yang dimasukkan dalam tenunan yang menggunakan undaran benang.

II.2.5 Lampiran gambar

Contoh songket :

Alat tenun songket :

II.3 Perbandingan

Seni tradisi songket sekarang sudah menyebar, walaupun begitu setiap daerah pasti memiliki ciri khas sendiri, oleh karena itu saya akan membandingkan songket dari Palembang dan Minangkabau.

Ciri khas songket Palembang terletak pada kehalusan dan keanggunannya yang sangat menonjol serta motifnya tidak sama dengan motif kain songket daerah lain karena menampakan keanggunan dan keagungan budaya negeri dan masyarakat pembuatnya . Rangkaian benang yang tersusun dan teranyam lewat pola simetris membuat motif kain ini halus dan rumit. Biasanya warna pada songket palembang bernuansa merah-emas dan motifnya sangat indah. Motif hias songket Palembang biasanya berbentuk geometris atau berupa aplikasi flora dan fauna yang memiliki perlambangan yang baik. Misalnya saja motif bunga melati, bunga mawar, bunga cengkeh, dan bunga tanjung yang harum melambangkan kesucian, keanggunan, rezeki, dan segala kebaikan lain. Oleh karena itu sewet songket ini dibuat dengan bahan halus dan seni yang tinggi. Biasanya dipakai pada waktu tertentu pada saat perayaan perkawinan.

Ciri khas songket Minangkabau terbuat dari benang sutera dan berwarna emas. Pada songket dituliskan kata-kata adat.kemudian digunakan pada semua kegiatan adat istiadat. Motif dari songket Minangkabau biasanya adalah dari motif-motif dari songket tua, sehingga masih terlihat bahwa songket Minangkabau merupakan songket turun-temurun.



BAB III

KESIMPULAN

III. 1 Kesimpulan

Dari data yang saya temukan, Songket merupakan karya seni dari Sumatera. Awal dari penemuan songket bersamaan dengan majunya perdagangan laut saat kerajaan Sriwijaya, sehingga terjadi pertukaran bahan baku. Sehingga ditemukanlah bahan untuk membuat songket. Sehingga dapat disimpulkan awal mulanya songket ditemukan oleh masyarakat Palembang.

Motif dari songket itu diambil dari ragam hias yang masyarakat lihat lewat saudagar asing yang singgah ke Sriwijaya saat itu. Sehingga tak heran banyak songket yang menunjukkan asalnya.

Kemudian songket juga dijadikan alat untuk mengetahui status social seseorang. Melalui warna dan motif yang digunakan pada songket itu. Alat dan bahan baku untuk pembuatan songket adalah benang, pewarna, dan alat tenun. Proses pembuatan songket adalah dengan mencungkil, menyambung, dan menenun.

Setiap daerah memiliki ke-khas-an sendiri dan dapat dirasakan perbedaannya. Tergantung selera kita mengenai songket itu sendiri.

III. 2 Saran

Songket adalah karya seni tradisi Indonesia oleh karena itu kita harus melestarikannya. Kita juga harus tahu mengenai asal usul dari semua karya seni tradisi di Indonesia. Karena sekarang banyak masyarakat yang acuh pada karya seni tradisi sukunya sendiri. Kita juga harus bisa mengenalkan karya seni tradisi kita pada masyarakat luar, karena dengan kita menghargai karya seni tradisi kita sendiri orang luar pun akan menghargainya juga, sehingga Indonesia-pun tidak lagi dipandang sebelah mata.

Kemudian, bila ada kekurangan dari makalah yang saya buat, mohon kritik dan sarannya yang membangun. Terima kasih.

III. 3 Daftar pustaka

http://www.rumahpesonakain.org/kain-nusantara/

http://bintangtimur.wordpress.com/2008/02/05/kain-tenun-