BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Salah satu Negara yang ada di Asia tenggara adalah Filipina. Filipina dan Indonesia merupakan Negara kepulauan yang ada di Asia Tenggara. Filipinaterdiri dari 7.107 pulau, tapi hanya sekitar 4.000 yang telah dihuni. Ada beberapa ciri khas dari Negara ini yang membedakannya dengan Negara lain di Asia Tenggara yaitu pengaruh dari eropa yang sangat lekat dengan Negara ini. Bisa kita lihat dari bangunan yang ada di Negara ini, contohnya katedral yang mirip dengan katedral - katedral yang ada di Eropa. Mungkin ini dikarenakan Negara ini lama menjadi jajahan Spanyol sehingga telah banyak kebudayaan barat yang mempengaruhi Negara ini.
Sama dengan Indonesia, Filipina pun memiliki banyak keragaman yaitu keragaman suku, budaya , bahasa, dll. Dalam makalah ini akan dibahas tentang sejarah Filipina dariawal mulanya negra ini terbentuk sampai saat ini. Selain itu akan dibahas mengenai pengaruh Eropa pada arsitektur gereja di Filipina.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
- Bagaimana sejarah Filipina sehingga gaya eropa memberi pengaruh pada Filipina.
- Bagaimana sejarah Katedral Manila.
- Bagaimana gaya arsitektur dan desain interior pada Katedral Manila.
- Bagaimana gaya arsitektur Filipina berpengaruh di asia.
1.3 TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
- Mengetahui sejarah Filipina sehingga gaya eropa memberi pengaruh pada Filipina.
- Mengetahui sejarah Katedral Manila.
- Mengetahui gaya arsitektur dan desain interior pada Katedral Manila.
- Mengetahui gaya arsitektur Filipina berpengaruh di asia.
1.4 RUANG LINGKUP
Dalam makalah ini yang akan dibahas adalah sejarah Filipina dan bagaimana pengaruh eropa terhadap arsitektur di Filipina terutama pada Katedral Manila serta pengaruhnya terhadap arsitektur di asia.
1.5 METODE DAN PENGUMPULAN DATA
Dalam pembuatan makalah ini penulis menggunakan metode analisa data dan pengumpulan data berasal dari internet dan pengetahuan secara umum.
BAB 2
SEJARAH FILIPINA
2.1 PENDAHULUAN
Filipina merupakan negara republik di Asia Tenggara, terletak di sebelah utara Indonesia dan Malaysia. Sama seperti negara Indonesia, Filipina juga merupakan sebuah negara kepulauan. Negara ini terdiri dari 7.107 pulau namun hanya sekitar 4000 pulau yang telah dihuni. Filipina seringkali dianggap sebagai satu-satunya negara Asia Tenggara di mana pengaruh budaya Barat terasa sangat kuat.
Filipina merupakan negara paling maju di Asia setelah Perang Dunia II, namun sejak saat itu Filipina telah tertinggal di belakang negara-negara lain karena pertumbuhan ekonomi yang lemah, akibat penyitaan kekayaan yang dilakukan pemerintah, korupsi yang luas, dan pengaruh-pengaruh neo-kolonial. Saat ini Filipina mengalami pertumbuhan ekonomi yang moderat, yang banyak disumbangkan dari pengiriman uang oleh pekerja-pekerja Filipina di luar negeri dan sektor teknologi informasi yang sedang tumbuh pesat.
Masalah-masalah besar negara ini antara lain gerakan separatis muslim di sebelah selatan Mindanao, pemberontak-pemberontak dari Tentara Rakyat Baru (New People's Army) yang beraliran komunis di wilayah-wilayah pedesaan, kebijakan-kebijakan pemerintah yang sering tidak konsisten, tingkat kejahatan yang makin meningkat, dan kerusakan lingkungan seperti penebangan hutan dan polusi laut. Filipina juga mengalami masalah kepadatan penduduk di perkotaan , hal ini akibat dari kurangnya lapangan pekerjaan di wilayah pedesaan dan tingkat kelahiran yang tinggi.
2.2 SEJARAH FILIPINA
Sejarah Filipina dipercaya telah dimulai dengan kedatangan manusia pertama melalui jembatan darat paling tidak 30.000 tahun yang lalu. Kedatangan pertama orang-orang Barat yang tercatat adalah kedatangan Ferdinand Magellan di Pulau Homonhon, di tenggara Samar pada 16 Maret 1521. Sebelum kedatangan Magellan, terdapat suku-suku Negrito yang menjelajahi pulau-pulau Filipina, namun mereka kemudian digantikan oleh orang-orang Austronesia. Kelompok-kelompok tersebut dapat digolongkan menjadi suku pemburu dan peramu, masyarakat kesatria, dan kerajaan maritim, yang kemudian tumbuh menjadi kerajaan, konfederasi dan kesultanan. Negara-negara prakolonial itu contohnya kerajaan Butuan, Cebu, Tondo, Maysapan, Maynila, konfederasi Madyaas, Negeri Mai, dan kesultanan Sulu serta Maguindanao. Negara-negara kecil ini berkembang paling tidak sejak abad ke-10. Meskipun kerajaan-kerajaan ini mencapai tatanan politik dan sosial yang rumit, serta melakukan perdagangan dengan daerah-daerah yang sekarang menjadi Cina, India, Jepang, Thailand, Vietnam dan Indonesia, tidak ada yang berhasil menyatukan kepulauan yang sekarang menjadi Filipina di abad ke-20.
Penjajahan dan pemukiman Spanyol dimulai dengan kedatangan ekspedisi Miguel López de Legazpi pada tahun 1565, yang mendirikan pemukiman San Miguel di pulau Cebu, dan lebih banyak lagi pemukiman ke utara, mencapai teluk Manila di pulau Luzon pada tahun 1571. Di Manila, mereka mendirikan kota baru dan dengan demikian memulai era penjajahan imperium Spanyol, yang berlangsung lebih dari tiga abad.
Pemerintahan Spanyol berusaha mencapai penyatuan politik seluruh kepulauan, yang sebelumnya terdiri atas berbagai kerajaan dan komunitas merdeka, namun tidak berhasil. Penyatuan Filipina baru berhasil pada abad ke-20. Spanyol memperkenalkan percetakan versi Eropa Barat, dan kalender Gregorian, dan juga cacar, penyakit kelamin, lepra, perang dengan senjata api. Hindia Timur Spanyol diperintah dan diadministrasi sebagai bagian Kerajamudaan Spanyol Baru dari Meksiko dari 1565 sampai 1821, dan diadministrasi langsung dari Madrid dari tahun 1821 sampai akhir Perang Spanyol-Amerika di tahun 1898, kecuali pada selang singkat pendudukan Britania di Filipina (1762-1764). Orang-orang Cina, Britania, Portugis, Belanda, Jepang dan pedagang pribumi mengeluh bahwa Spanyol menekan perdagangan dengan pemberlakuan monopoli Spanyol. Misionaris Spanyol mencoba mengkristenkan penduduk dan umumnya sukses di dataran rendah utara dan tengah, pada akhirnya. Mereka mendirikan sekolah, universitas, dan rumah sakit, terutama di Manila dan pemukiman benteng-benteng Spanyol.
Revolusi Filipina melawan Spanyol dimulai pada April 1896, yang berpuncak di dua tahun kemudian dengan proklamasi kemerdekaan dan pendirian Republik Pertama Filipina. Namun Traktat Paris, pada akhir perang Spanyol-Amerika, memindahkan kendali atas Filipina kepada Amerika Serikat. Perjanjian ini tidak diakui oleh pemerintah Filipina, yang pada 2 Juni 1899, menyatakan perang terhadap Amerika Serikat. Perang Filipina-Amerika yang kemudian terjadi berakibat korban dalam jumlah besar. Presiden Filipina Emilio Aguinaldo ditangkap pada tahun 1901 dan pemerintah Amerika Serikat (AS) menyatakan konflik berakhir secara resmi pada tahun 1902. Para pemimpin Filipina pada umumnya menerima bahwa AS telah menang, namun permusuhan terus berlanjut dan baru mulai berkurang tahun 1913. Pemerintahan kolonial AS dimulai tahun 1905 dengan otonomi lokal sangat terbatas. Otonomi parsial (status persemakmuran) diberikan pada tahun 1935, dengan kemerdekaan penuh dari AS direncanakan pada tahun 1946. Persiapan untuk negara yang berdaulat sepenuhnya diinterupsi oleh pendudukan Kekaisaran Jepang selama Perang Dunia II.
Dengan ekonomi yang menjanjikan pada dasawarsa 1950-an dan 1960-an, Filipina pada akhir pada tahun 1960-an dan awal 1970-an mengalami kebangkitan aktivisme mahasiswa dan pergerakan sipil terhadap kediktatoran Presiden Ferdinand Marcos yang memberlakukan hukum militer pada tahun 1972. Karena ikatan yang dekat antara AS dan Presiden Marcos, pemerintah AS terus mendukung Marcos meskipun pemerintahannya dikenal sangat korup dan melakukan pelanggaran hak asasi manusia secara meluas. Namun revolusi "People Power" pada tahun 1986 telah menjatuhkan Marcos dan membawa kembali demokrasi di negara tersebut. Periode setelah itu ditandai oleh ketidakstabilan politik dan terganggunya produktivitas ekonomi
Peninggalan tertulis Filipina dimulai sekitar abad ke-8 berdasarkan temuan lempeng tembaga di dekat Manila. Dari tulisan pada lempeng itu diketahui bahwa Filipina berada dalam pengaruh Sriwijaya. Namun demikian bukti tertulis ini sangat sedikit sehingga bahkan ahli-ahli sejarah Filipina masih beranggapan sejarah Filipina dimulai pada era kolonialisme.
Sebelum orang-orang Spanyol datang pada abad ke-16, di Filipina berdiri kerajaan-kerajaan kecil yang bercorak animisme yang terpengaruh sedikit kultur India dan yang bercorak Islam di bagian selatan kepulauan. Kerajaan-kerajaan muslim ini mendapat pengaruh kuat dari Kerajaan Malaka.
Sepanjang masa 265 tahun, Filipina merupakan koloni Kerajaan Spanyol (1565-1821) dan selama 77 tahun berikutnya diangkat menjadi provinsi Spanyol (1821-1898). Negara ini mendapat nama Filipina setelah diperintah oleh penguasa Spanyol, Raja Felipe II. Setelah Perang Spanyol-Amerika pada tahun 1898, Filipina diperintah Amerika Serikat. Ia kemudian menjadi sebuah persemakmuran di bawah Amerika Serikat sejak tahun 1935. Periode Persemakmuran dipotong Perang Dunia II saat Filipina berada di bawah pendudukan Jepang. Filipina akhirnya memperoleh kemerdekaannya (de facto) pada 4 Juli 1946. Masa-masa penjajahan asing ini sangat mempengaruhi kebudayaan dan masyarakat Filipina. Negara ini dikenal mempunyai Gereja Katolik Roma yang kuat dan merupakan salah satu dari dua negara yang didominasi umat Katolik di Asia selain Timor Leste.
BAB 3
KATEDRAL MANILA
3.1 PENDAHULUAN
Seperti yang telah dibahas di bab sebelumnya mengenai sejarah Filipina, Filipina berada di bawah kuasa Spanyol sudah lebih dari 3 abad, maka tak heran bila budaya Spanyol sudah melekat di Negara ini termasuk pada seni arsitekturnya. Katedral Manila adalah salah satu gereja di Filipina yang gaya arsitekturnya menyerupai katedral- katedral di wilawah barat (Eropa). Pada bab ini akan dibahas mengenai Katedral Manila secara lebih rinci.
3.2 SEJARAH KATEDRAL MANILA
Jika melihat kembali dalam sejarah negara-negara yang terjajah, apakah dijajah oleh Inggris, Spanyol atau Perancis, salah satu bangunan yang tersisa adalah Gereja. No sooner had a country been colonised and a settlement been established, that the Church took a firm grip and converted all to their faith. Begitu juga dengan Filipina. Sebuah katedral yang dikenal sebagai Gereja Bunda Immaculate Concepcion telah dibangun pada tahun 1581When the Spanish conquistador Miguel Lopez de Legaspi defeated the last Filipino ruler, prior to the Spanish occupation, Rajah Sulayman from what was then known as Maynilad in May of 1571, he set aside land for the Church. . Awalnya gereja ini digunakan untuk menyelesikan semua urusan agama dan dalam perkembangannya katedral ini berkembang menjadi sebuah keuskupan.
Immaculate Conception adalah gereja Katolik Roma di ibukota Filipina yaitu Manila . Bagian yang paling tua dariThe cathedral of the , located within the centuries-old section of Manila called , is the seat of the . Katedral ini disebut Manila Intramuros , yaitu kursi dari Uskup Agung Manila . Ukup pertamanya adalah Domingo de Salazar. Having been destroyed several times by natural disasters and fires during its 400-year history, the current structure standing was completed in 1958, the cathedral's sixth incarnation. Setelah beberapa kali hancur oleh bencana alam dan kebakaran, struktur bangunan yang berdiri saat ini selesai pada tahun 1958, setelah mengalami enam kali rekonstuksi. It is dedicated to Saint Mary under the title " ", in her role as patroness of the Philippines. Hal ini didedikasikan untuk Saint Mary dengan judul " Immaculate Conception ", dalam perannya sebagai pelindung dari Filipina.
Originally built in 1581, of nipa and bamboo materials, the was destroyed by a typhoon in 1582 and razed by fire in 1583. Awalnya dibangun tahun 1581, dari nipa dan bahan bambu, katedral hancur oleh topan tahun 1582 dan dihancurkan oleh api pada tahun 1583. The first structure made of stone was erected in 1592 but was again destroyed by an earthquake in 1600. Struktur pertama terbuat dari batu didirikan pada tahun 1592 namun kembali hancur oleh gempa bumi pada tahun 1600. Several constructions took place in 1603 to 1614, 1659, and 1737 to fortify the church but were all destroyed by the earthquake that struck in 1621, 1645 and 1749 respectively. Beberapa konstruksi berlangsung di tahun 1603-1614, 1659, dan 1737 untuk memperkuat gereja tapi semua hancur oleh gempa bumi yang melanda Manila pada tahun 1621, 1645 dan 1749. The fifth structure with a new facade design by was also destroyed during the June 3, 1863 earthquake. Struktur kelima dengan desain fasad baru oleh Nicolas Valdes juga hancur akibat gempa Juni 1863. In 1871, the construction of the sixth structure begun under the supervision of Architects Luciano Oliver, Serrano Salavarria and Engineers Eduardo Navarro and Manuel Bazan. Pada tahun 1871, pembangunan struktur keenam mulai di bawah pengawasan Arsitek Luciano Oliver, Serrano Salavarria and Engineers Eduardo Navarro dan Manuel Bazan. The magnificent structure was once again destroyed during in February 1945. Struktur yang megah sekali lagi dihancurkan selama Perang Dunia II pada bulan Februari 1945.
The present cathedral was constructed in 1954 and was inaugurated on December 8, 1958 under Archbishop of and with the supervision of National Artist for Architecture, Architect . Katedral ini dibangun pada tahun 1954 dan diresmikan pada 8 Desember 1958 di bawah Uskup Agung Rufino Jiao Santos dari Manila dan dengan pengawasan Artis Nasional Arsitektur, Arsitek Fernando Ocampo . It was elevated into the rank of minor basilica in 1981 by Pope John Paul II. Ini diangkat ke dalam peringkat basilika minor tahun 1981 oleh Paus Yohanes Paulus II.
3.3 RESTORASI DAN RESKONSTUKSI
Seperti semua hal-hal yang besar dan menakjubkan, Katerdal Manila ini memiliki awal yang sederhana. Struktur asli dibuat dari bahan-bahan lokal, sama dengan yang digunakan di gedung-gedung pondok asli lokal saat itu, terutama dari nipa dan bambu. Katedral hancur oleh topan tahun 1582 dan dihancurkan oleh api pada 1583. Yang cukup menarik di tahun 1583, api dimulai oleh sebuah lilin jatuh saat pemakaman massal di Gereja San Agustin, hal ini menghancurkan Katedral Manila, Gereja San Agustin dan rumah-rumah dan harta benda lainnya banyak. The fire spread rapidly as most of the structures of the time were built from local materials, wood, bamboo and nipa. Api menyebar dengan cepat karena sebagian besar struktur saat itu dibangun dari bahan lokal, kayu, bambu dan nipa. The Manila Cathedral was rebuilt using the same materials. Katedral Manila dibangun dengan menggunakan bahan yang sama. Tahun 1587 pembangunan dimulai lagi pada Katedral Manila, bukan karena kerusakan, tetapi lebih karena katedral ini dinyatakan tidak dapat diterima untuk kualitas sebuah Katedral. The refurbishment of the Manila Cathedral did not last long, in June 1588 in was destroyed by a Typhoon. Renovasi dari Katedral Manila tidak berlangsung lama, pada Juni 1588 di dihancurkan oleh topan.
The first structure made of stone was erected in 1592 but was again destroyed by an earthquake in 1600. Struktur pertama terbuat dari batu didirikan pada 1592 namun kembali hancur oleh gempa bumi pada tahun 1600. Tidak sampai tahun 1614 Katedral Manila akhirnya selesai. Built from generous donations, the cathedral was enlarged to include seven chapels, three naves and ten alters. Katedral ini dibangun dengan adanya sumbangan, katedral ini diperbesar untuk memasukkan tujuh kapel, tiga naves. Selama tujuh tahun berikutnya Katedral Manila Filipina dinikmati oleh banyak orang, tetapi sekali lagi gempa bumi pada tahun 1621 sangat merusak struktural dari Katedral Manila. The damage was so intense that the entire cathedral had to be rebuilt. Kerusakan itu begitu kuat bahwa seluruh katedral harus dibangun kembali.
Katedral Manila mengalami konstruksi lebih selama empat tahun ke depan. Then on the feast day of St Andrew in 1645 one of the largest earthquakes to ever hit Manila destroyed the Manila Cathedral. Kemudian pada hari pesta St Andrew pada tahun 1645 salah satu gempa bumi terbesar yang pernah memukul Manila menghancurkan Katedral Manila. The earthquake claimed more than 600 lives and raised the city, its devastation was absolute. Bukan hanya Katedral fisik hancur tetapi juga catatan-catatan, arsip dan sejarah awal hilang selamanya.
Sampai kedatangan Uskup Agung baru yaitu Miguel de Poblete pada tahun 1653 konstruksi dimulai kembali di Katedral Manila. He put in place plans to rebuild the entire Manila Cathedral in stone. Ia berencana untuk membangun kembali seluruh Manila Cathedral. Work on the cathedral was continuous, when one section was finished another had to be started or completed in total. Pembangunan di katedral ini terus-menerus dilakukan, ketika satu bagian sudah selesai yang lain harus dimulai atau diselesaikan secara total. Restoration work continued up till the next century 1700. Restorasi terus menerus dilakukan sampai abad berikutnya yaitu tahun 1700.
Sekali lagi pada periode tahun 1697-1706 Katedral Manila mengalamin kerusakan kembali akibat Topan dan gempa bumi dan proses konstruksi dimulai kembali. In the year 1706 the Manila Cathedral was finally completed, including the Bell Tower, and what a site it must have been. Pada tahun 1706 Katedral Manila akhirnya selesai, termasuk Tower Bell. Namun katedral kembali mengalami kerusakan, pada saat itu tengah dalam kondisi miskin. Pada tahun 1747 seorang arsitek ditugaskan untuk merekonstuksi katedral. Rekonstuksi selesai pada tahun 1760.
Kerusakan parah pada Katedral Manila oleh gempa bumi pada tahun 1852. Ongoing repairs continued. Perbaikan berlangsung terus-menerus. Areas had to be demolished and rebuilt, renovations both internal and external were conducted. Daerah harus dibongkar dan dibangun kembali, renovasi baik internal dan eksternal dilakukan. It was not until 1858 that the Manila Cathedral was completed and the general public was once again allowed in the worship. Tidak sampai 1858 bahwa Katedral Manila selesai dan masyarakat umum sekali lagi diperbolehkan dalam menyembah. The final structure was said to be a magnificent structure and a gorgeous spectacle. Struktur final dikatakan sebagai struktur megah dan cantik.
Pada tahun 1863 Katedral Manila menjadi gundukan puing raksasa akibat gempa. Pembangunan kembali Katedral Manila mulai sekali lagi. Permission was granted in 1873 for the Manila Cathedral to once again be rebuilt. Izin itu diberikan pada tahun 1873 kepada Katedral Manila untuk sekali lagi akan dibangun kembali.
MenaraOver the next six years the Manila Cathedral returned to be the landmark church of the Philippines capital. lonceng Katedral Manila, yang telah bertahan begitu lama akhirnya roboh ke tanah dalam gempa yang mengguncang Manila pada tahun 1880 lalu digantikan oleh struktur kayu darurat.
Selama pertempuran pembebasan di tahun 1945 Katedral Manila hancur sekali lagi, kali ini oleh bom dan bukan gempa biasa. It was some time before the cathedral was once again restored and enjoyed the prestige it deserved.
The last remnants of the Cathedral were just about to be bulldozed and erased forever, when the Americans were talked out of the final destruction of the Manila Cathedral. Sisa-sisa terakhir dari Katedral hanya tentang akan dibuldoser dan dihapus selamanya, ketika orang-orang Amerika bicara keluar dari kehancuran akhir dari Katedral Manila. The remaining wreckage was included in the new Manila Cathedral, so at least a part of the history of one of the most important features in Manila has been preserved. Puing-puing yang tersisa dimasukkan di Katedral Manila baru, jadi setidaknya bagian dari sejarah dari salah satu fitur yang paling penting di Manila telah diawetkan
3.4 ARSITEKTUR DAN DESAIN INTERIOR
Dari segi arsitekturnya Katredral ini bergaya arsitektur Romawi-Byzantium yang menampilkan elemen baroque, perpaduan antara gaya kontras. The facade is composed of two-storey blocks with three entrances of recessed arches. Bagian depannya terdiri dari blok dua lantai dengan tiga portal. The doors are made of bronze sculpted by Alessandro Monteleone and Francisco Nagni. Pintu-pintu terbuat dari perunggu sculpted oleh Alessandro Monteleone dan Francisco Nagni. Attached is the bell tower at the right side of the building. Di sebelah kanan gedung terdapat menara lonceng.
Seperti kebanyakan katedral lainnya Katedral Manila juga memiliki bentuk seperti salib. Selain itu juga terdapat rose window,saint glass, nave, rib vault, patung-patung orang suci, choir, serta ukiran-ukiran di dindingnya.
Beberapa patung orang-orang suci yang terdapat di portal.
This Church was known as the Church of Our Lady of the Immaculate Conception, as the new Manila settlement came under the patronage of La Purisima Inmaculada Concepcion .Like all great and magnificent things, they have humble beginnings and the Manila Cathedral was know different.Selain itu juga banyak terdapat ukiran-ukiran di bagian façade depannya. Ukiran ini terbuat dari perunggu artistik yang merupakan penggambaran tentang kejadian-kejadian penting dalam sejarah pembangunan katedral hingga jadi seperti sekarang ini dan memberikan penghormatan kepada Maria, Bunda Allah. Semua peritiwa tersebut digambarkan dalam delapan panel.
Berikut ini gambar ke delapan panel yang ada di façade depan.
Seperti arsitekturnya yang sangat megah, bagian interior katedral ini pun sangat megah dan mewah. Coloum-coloum yang indah berdiri kokoh di dalam katerdral.
Di samping nave lateral kanan Katedral Manila ditemukan enam kapel. These are as follows : Ke enam kapel tersebut antara lain Kapel St Peter, Kapel Maria, Kapel of Souls Berbahagialah, Kapel St Jude, Kapel Sta. Potenciana dan Sto. Nino, Kapel St Pius X dan Ina Poon bato. Selain kapel yang terkenal lagi adalah kaca patrinya. Terdapat 134 jendela kaca patri ditemukan di Katedral Manila.
3.5 KATEDRAL MANILA
Katedral Amiens merupakan katedral terbesar di Perancis dengan arsitektur High Gothik. Katedral Amiens terletak di Amiens, ibukota dari Picardy, di Somme River Valley sekitar 100 kilometer di utara Paris. Didirikan pada tahun 1220 dan selesai tahun 1270. Arsiteknya adalah Robert de Luzarches, Thomas de Cormont, Renaud de Cormont Seperti halnya katedral lain, Katedral Amiens pernah mengalami kerusakan sehingga harus direstorasi. Proyek restorasi katedral ini diambil alih oleh arsitek dari Perancis yang bernama Eugène-Emmanuel Viollet-le-Duc pada abad ke-19.
Katedral ini bergaya gothic dengan elemen seni Baroque di dalamnya. Seperti katedral lainnya Katedral Amiens mempunyai nave vault , rib vault, kaca patri, rose window,dll. Sama dengan Katedral Manila , katedral Amiens juga memiliki tiga portal dengan patung-patung orang suci di depannya.
BAB 4
SIMPULAN DAN SARAN
4.1 SIMPULAN
Seperti yang telah dibahas di bab-bab sebelumnya Filipina telah dijajah oleh Spanyol lebih dari tiga abad. Tak heran apabila banyak kebudayaan eropa yang sangat melekat pada gaya arsitektur Filipina. Salah satunya yang telah dibahas sebelumnya adalah Katedral Manila dimana katedral ini telah ada sejak jaman penjajahan Spanyol. Sebagai pembanding telah dibahas Katedral Amiens yang merupakan salah satu katedral di eropa. Ada persamaan dan perbedaan antara kedua katedral tersebut. Persamaannya bisa kita lihat dari façade kedua katedral tersebut yang terdiri dari tiga portal dan terdapat patung orang – orang suci di depannya. Selain itu terdapat nave, nave vault, rib vault , kaca patri dan rose window di kedua katedral tersebut
Untuk persebarannya di asia, kita bisa menemukan beberapa katedral yang bergaya eropa juga di beberapa Negara di asia. Contohnya yaitu Katedral Jakarta.
4.2 SARAN
Kebudayaan di Asia sangatlah beragam, namun ada juga yang terpengaruh oleh kebudayaan barat. Contohnya seperti yang telah dibahas di bab sebelumnya. Kebudayaan dari benua lain akan pemperkaya kebudayaan yang ada di asia. Jadi para wisatawan masih bisa menikmati kebudayaan barat meski berada di asia. Jagalah kebudayaan yang ada di negara kita namun jangan mentah-mentah menolak kebudayaan dari negara lain karena akan memperkaya kebudayaan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar