1. Arcade : Gang beratap; gedung yang mempunyai gang yang beratap, biasanya ditempati took-toko; sebuah ruang dengan atap dibentuk oleh jajaran dan serangkaian konstruksi legkung yang ditumpu diatas pilar menempel atau berdiri sendiri dari dinding.
2. Armature : rumah lampu
3. Air condition : pendingin ruangan
4. As built drawing : gambar kerja yang dibuat oleh pihak kontraktor atau pelaksana bangunan berupa gambar konstruksi untuk memudahkan pekerjaan suatu proyek bangunan di lapangan (umumnya untuk pelaksanaan proyek-proyek besar atau megaproyek).
5. Antropometri : pengukuran dan studi mengenai ukuran dan proporsi tubuh manusia.
6. Artificial lighting : pencahayaan buatan.
7. Attic : loteng; bagian bangunan lantai atas dari bangunan klasik; diatas dinding cornice dari entablature utama; bagian dari entablature di atas cornice dibuat agar konstruksi atap tidak kelihatan dan tampak datar dari luar, sehingga lebih impresif
8. Border : perbatasan
9. Bordes : dataran horizontal sebagai pemberhentian sejenak saat menaiki tangga.
10. Bed side table : meja yang berada di pinggir tempat tidur.
11. Bed head : bagian kepala tempat tidur.
12. Bouven licht : jendela penerangan atau cahaya, umumnya terletak diatas kusen jendela atau pintu, ukurannya lebih pendek daripada jedela, lubang ditutup dengan kacayang langsung didalam sponning, diketam disekeliling sisi dak dari kusen bouven licht.
13. Built in furniture : furniture yang dirancang sesuai kebutuhan ruangan, bersifat permanen.
14. Balustrade : pagar tangga, rangkaian baluster yang menopang sebatang sandaran yang dipasang sejajar dengan sisi atas boom bebas.
15. Bidet : closet duduk untuk bak, tempat memandikan orang tua.
16. BQ (Bill of quantity) : anggaran biaya perincian pekerjaan dan metrial proyek yang mencantumkan satuan nomor, ukuran material, dan harga dengan jelas julahnya sehingga mudah dievaluasi, dan merupakan bagian yang tidak terpisah engan dokumen kontrak, biasanya disusun oleh quantity surveyor.
17. Clearance : jarak ruangan, jarak antara 2 bangunan atau gedung.
18. Credenza : lemari kecil, biasanya untuk menyimpan perhiasan atau pajangan.
19. Chut : tempat pembuangan sampah dari atas ke bawah.
20. Core Lift / Bangunan : pusat lift (alat pengangkut vertikal)
21. Ceiling plan / patern : perencanaan langit-langit/plafon
22. Corridor : koridor, gang, jalan kana kiri kadang terbuka dan terdiri dari deretan pilar yang menyangga atap yang menghubungkan 2 gedung.
23. Cornice : perhiasan di atas tembok, pilar dari sebuah gedung yang menonjol keluar, umumnya berbentuk segitiga.
24. Candlelier : tempat lilin
25. Color scheme : daftar warna
26. Dak : bagian atas lantai 1 yang merupakan alas lantai 2
27. Down light : penyinaran atau pencahayaan yang tepat dari atas atau langit- langit ke obyek dibawahnya. Penyinaran kearah bawah.
28. Drop ceiling : sebagian langit-langit yang diturunkan ketinggiannya
29. Day Light : siang hari.
30. Detail design : penjelasan rancangan
31. Dinding struktur : bagian dalam rangka dinding
32. Entrance : jalan, pintu atau gerbang masuk.
33. Entrance hall : bagian pusat pintu masuk
34. Escalator : escalator, tangga bergerak, tangga berjalan untuk manusia dan barang, umumnya tidak bertrap, banyak dijumpai di bandara dan hypermarket untuk membawa troli atau bawaaan.
35. Elevator : alat angkut manusia atau barang dari bawah ke atas dan sebaliknya.
36. Elevation : elevasi, tingginya, peninggian.
37. Emergency exit : pintu darurat
38. Escape door : pintu keluar
39. Exhaust fan : kipas angin untuk sirkulasi ruangan (blower)
40. Ergonomic : ilmu terapan yang mempelajari tentang karakteristik fisik manusia yang harus diperhitungkan dalam perancangan sebagai acuan untuk menetapkan besaran atau ukuran dan jenis peralatan yang tepat agar nyaman dan aman
41. Facade : wajah depan bangunan atau sisi bangunan yang menghadap ke jalan utama, mempunyai nilai arsitektural yang spesifik.
42. Fire alarm : tanda ada kebakaran
43. Fluorescent : berpijar
44. Foyer : serambi, ruang tunggu, ruang transisi dari luar ke dalam rumah, umumnya ada tempat untuk meletakan paying atau jas hujan, ruang ini kadang memiliki cermin dan tabernakel.
45. Fire escape : lorong atau tangga darurat untuk melarikan diri dari kebakaran dalam gedung
46. Glass wool : serat kaca, umumnya untuk insulasi pada system pendingin atau peredam kebisingan
47. Glass wall : dinding kaca
48. Glass block : blok kaca, umumnya cetakannya berbentuk kotak ukuran 20 x 20 dengan ruang hampa di dalamnya dan dipergunakan untuk oenyekat ruang sekaligus sebagai hiasan dan sifatnya terang.
49. General lighting : pencahayaan yang merata ke seluruh sudut ruangan, tidak ada efek-efek khusus yang ditimbulkan. Umumnya dipergunakan pada penerangan untuk kegiatan belajar mengajar.
50. Hand rail : sandaran sejajar dan diatas papan penutup bebas diberi sandaran yang ditopang oleh rangkaian baluster setinggi pinggang manusia.
51. Inlay : tatahan
52. Kanopi : atap tambahan diruang bangunan
53. Partial: sebagian, untuk bangunan diartikan sebagai bagian dari bangunan secara keseluruhan.
54. Lobby : bagian depan hotel, semacam aula
55. Lay out furniture : gambar tampak atas furniture
56. Mezanine : sejenis balkon disepanjang ruang yang terletak diantara dua tingkat pada bangunan bertingkat dan menghadap ke dalam.
57. Niche : celah pada dinding yang dibuat aksen
58. Peil : penaikan (elevasi) dan penurunan lantai (menggunakan notasi)
59. Plint : bagian dinding terbawah.
60. Plan : rencana
61. Pivot : sumbu, poros, pasak, berputar
62. Plumbing : pipa-pipa banguan yang dipasang vertikal
63. Pendant: menggantung
64. Public Area : ruangan umum
65. Private Area : ruangan pribadi
66. Project manager : pengaturan pengerjaan
67. Penthouse: kamar atau ruang tempat tinggal diatap, umumya di hotel berbintang 5 letaknya di lantai paling puncak dengan fasilitas terlengkap dan termahal
68. Ramp : permukaan miring yang dihubungkan dua bidang datar dengan ketinggian lantai sekitar 1 meter.
69. Rug : permadani
70. Raised Floor : biasanya lantai digunakan untuk menyimpan suatu system AC dan listrik
71. Section : potongan. Bagan, dibuat untuk memperjelas gambar
72. Site plan : perencanaan lahan / tempat
73. Sofa : tempat duduk (lebih nyaman karena memiliki busa)
74. Solid wood : kayu yang keras
75. Smoke detector : penditeksi asap
76. Shaft : lubang atau pipa pembuangan air kotor dan kotoran
77. Spot light : titik utama lampu atau penerangan.
78. Semi public area : semi ruang umum
79. Semi private area : semi ruang pribadi
80. Service area : ruang untuk kegiatan yang privacy khususnya bagian dapur dan tempat cuci.
81. Sprinkler : alat penyiraman air; umumnya dipasang di plafon untuk pemadam kebakaran
82. Tras raam : bagian bawahnya terbentuk dari semen
83. Tempered glass : bersifat seperti kaca
84. Wall clothes : gantungan baju pada dinding
85. Wall hanging : pegangan pada dinding
86. Walk in closet : ruang ganti pakaian
87. Warm Light : cahaya kekuningan yang menimbulan kesan hangat
88. Wet area : ruangan yang lantainya boleh basah
89. Wall graphic : gambar pada dinding (dapat di lukis maupun di tempel)
90. Void / vide : kekosongan, kehampaan, dalam bangunan. Kekosongan ini umumnya dimaksudkan untuk memberikan kesan yang lega terhadap suatu ruangan, biasanya diterapkan pada bangunan bertingkat, dan ada bagian yang kosong (lubang) menerus dari lantai dasar ke atas, bias sampai ke plafon pada tingkt paling atas, atau bisa juga berhenti hanya sampai lantai diatasnya.
91. Veneer : lapisan kayu halus. Melapisi dengan lapisan bahan (kayu halus) yang menjadikan tampak lebih bagus dan mewah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar