Entri Populer

Total Tayangan Halaman

Selasa, 26 Maret 2013

Fisbang - PLTS


PLTS
KULIAH #1

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Indonesia, paling sering digunakan untuk listrik pedesaan (terpencil), system seperti ini populer dengan sebutan SHS (Solar Home System). SHS umumnya berupa sistem berskala kecil, dengan menggunakan modul surya 50-100 Wp (Watt Peak) dan menghasilkan listrik harian sebesar 150-300 Wh ( + 21 Watt ). SHS ideal biasanya digunakan untuk listrik di pedesaan dimana jarak rumah satu dengan rumah lainnya berjauhan, dan keperluan listrik penduduknya relatif kecil, yakni hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar (lampu).
Menurut orang kota listrik yang yang dihasilkan oleh SHS terlalu kecil karena sering menggunakan listrik jauh diatas produksi SHS, ditambah lagi dengan relatif sulitnya mencari peralatan elektronik rumah tangga (TV, Radio/Tape, dll) yang menggunakan system DC, membuat SHS tidak menarik. Padahal bagi orang desa sejumlah listrik itu sangat bermanfaat dibandingkan lampu minyak tanah, yakni lampu teplok/petromak. Bagi pengguna listrik di desa-desa dekat kota atau di perkotaan, dimana kebutuhan listrik sudah tidak hanya untuk lampu penerangan, system DC (direct current) lebih disukai, untuk menghindari losses dan self consumption akibat digunakannya inverter.
Keunggulan terpenting dari penggunaan PLTS adalah:
1. Tergolong kedalam sumber energy terbarukan dan ramah lingkungan.
2. Tidak memerlukan biaya maintenance dan biaya operasi.
3. Memiliki umur teknis lebih dari 30 tahun.
            Aplikasi penggunaan PLTS:
1.  Perumahan tersebar/ terpencil
2.  Pembangkit Listrik Hibrida-Diesel
3.  Lampu jalan dan wartel
4.  Pompa air tenaga surya
5.  Stasiun bumi kecil
6.  Gedung perkantoran
7.  Rumah dikawasan perkantoran
8.  Pemancar TV
Komponen PLTS:
    1. Modul Surya : Komponen yang dapat merubah energi/cahaya matahari langsung menjadi energi listrik arus searah ( DC )
    2. Baterai : Baterai menyimpan muatan listrik guna pemakaian darurat atau pada pemakaian di malam hari.
    3. Battery Charger Regulator : Melindungi kondisi baterai pada saat pengisian dan pengeluaran energi yang berlebihan (sebagai pengontrol).
    4. Inverter : Mengubah tegangan output dc dari PV atau baterai menjadi tegangan ac, umumnya 120 Volt atau 220 Volt.
    5. Kerangka Modul : Susunan kerangka modul Photovoltaic dirangkai sedemikian rupa dengan menggunakan rangka dudukan modul yang terbuat dari bahan tergalvanisasi dan diletakkan di atas pondasi beton, sehingga cukup kuat dan tahan terhadap gangguan angin, banjir, binatang, dsb

KESIMPULAN
·         Matahari (surya) adalah sumber energi yang kekal -abadi.
·         PLTS, sebagai salah satu solusi terhadap ancaman kelangkaan energi yang selama ini diperoleh dari minyak bumi dan batu bara.
·         Sebagai salah satu komponen Energi Terbarukan (ET), banyak negara maju (khususnya Jerman) telah mengaplikasikan panel surya –photovoltaic, pada bangunan sederhana berskala kecil maupun bangunan bertingkat dan berskala besar; suatu teknologi yang sustainable serta sangat mendukung isu hemat energi, green building, dll.
·         Pengaplikasian PLTS di Indonesia telah dimulai pada tahun 1998 -dikhususkan pada kawasan daerah terpencil, namun tidak dapat dipungkiri, kemajuan zaman serta pesatnya perkembangan teknologi akan menghadapkan dunia pada pengaplikasian photovoltaic secara masal dan global.


Tidak ada komentar: